widgets

Minggu, 29 Mei 2011

Perdagangan yang Menguntungkan


            Di dalam Al-Qur‘an, ada sebuah ayat yang menunjukkan infak merupakan perkara yang paling banyak disesali oleh seseorang saat maut menjemput. Alloh berfirman yang artinya, Dan berinfaklah dengan sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata, 'Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?'.” (Al-Munafiqun: 10).
            Ya, perkara yang seringkali dipikirkan seorang hamba menjelang ajalnya adalah harta yang ia tinggalkan. Sebab, ia telah menghabiskan umurnya di dunia untuk mengumpulkan harta yang dapat ia tinggalkan untuk anak-anaknya.
            Namun, hingga saat maut hendak menjemputnya, ia akan berkata, “Mengapa aku harus meninggalkan hartaku?” Lantas ia berusaha menghibur diri dan mencoba sekuatnya untuk menenangkan hati. Akhirnya, ia mulai menyesali kesalahannya, “Mengapa aku tidak bersedekah dengan hartaku? Seandainya aku bersedekah dengannya? Seandainya aku bisa hidup lagi di dunia?” Namun, penyesalan itupun tak berguna lagi baginya.
            Berinfak tidak musti harus menunggu hingga memiliki harta yang banyak. Namun, di saat harta kita masih sedikitpun, pintu berinfak terbuka lebar.
            Abu Hurairah berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang bersedekah meskipun seharga kurma, namun dari hasil yang baik –dan Allah tak akan menerima sesuatu kecuali yang baik- sesungguhnya Alloh akan menerima sedekah kurma tersebut dengan tangan kanan-Nya. Kemudian Dia akan menggandakannya untuk orang yang bersedekah, sebagaimana salah seorang di antara kalian memelihara seekor anak kuda, sehingga sedekah kurma tersebut menjadi sebesar gunung.” (HR Al-Bukhari)
            Yang demikian agar tidak ada seorang pun yang beralasan, “Aku tidak memiliki apapun yang bisa disedekahkan.” Atau berdalih, “Aku hanya memiliki sedikit harta. Untuk menghidupi diri dan keluargaku saja tidaklah cukup.”
            Jika kita mencermati hadits tersebut sekali lagi, akan kita dapati bahwa Allah telah membuka pintu selebar-lebarnya untuk semuanya. Akan tetapi, hal penting yang harus diperhatikan dalam berinfak adalah “harus berasal dari hasil yang halal.” Sebab, Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya. Oleh sebab itu, setiap kali Aisyah ingin bersedekah, ia mengambil dirham yang ia miliki, kemudian ia celupkan ke dalam wewangian sebelum ia berikan kepada orang fakir. Ia tidak pernah sekalipun memilih hartanya yang terjelek untuk disedekahkan.
            Ya, karena hatinya telah dipenuhi dengan keimanan dan yang menjadi tujuannya adalah keridhaan Allah. Ia juga melakukannya untuk menggapai surga Allah. Ia memahami bahwa sedekah seorang hamba akan diterima Allah dengan tangan kanan-Nya sebelum sedekah tersebut sampai ke tangan orang yang menerimanya.
            Ketika Aisyah ditanya mengapa ia sering mencelupkan harta yang hendak ia sedekahkan ke dalam wewangian terlebih, baru kemudian ia berikan, ia menjelaskan, “Sesungguhnya, sedekah itu lebih dahulu sampai pada kedua tangan Allah sebelum sampai pada kedua tangan si fakir.”
            Pada hari kiamat kelak, Anda akan menghadap Allah dan mendapati apa yang Anda sedekahkan telah dikembangkan oleh Allah. Mungkin akan dikatakan kepada Anda bahwa harta inilah yang telah Anda berikan bagi diri sendiri.
            Ketika mendapati harta yang Anda sedekahkan menjadi berlimpah ruah, Anda akan terkejut dan –barangkali- akan berkata, “Ya Rabbi, apakah Engkau mengajakku bercanda? Benarkah harta yang aku sedekahkan di dunia menjadi berlimpah sebanyak ini?”
            Ya, Allah-lah yang mengembangkannya untuk Anda!
            Bayangkan, ketika Anda menyedekahkan sesuatu lalu Anda lupa dengan sedekah Anda tersebut, kemudian Anda meninggal dalam keadaan tidak mengetahui bahwa Allah mengembangkan sedekah tersebut untuk Anda, yaitu sejak Anda mengeluarkannya hingga tiba hari kiamat
            Lalu datanglah hari kiamat. Ketika itu Anda mendapati apa yang Anda sedekahkan telah menjelma menjadi sesuatu yang berlimpah ruah dan menggunung. Allah telah melipatgandakan sedekah tersebut untuk Anda.
            Apalagi yang Anda tunggu, wahai saudaraku! Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah ada satu hari di mana para hamba dapat berpagi-pagi di dalamnya kecuali akan turun dua malaikat (ke muka bumi). Salah seorang dari keduanya berkata, 'a Allah, berikanlah ganti kepada orang yang bersedekah'. Sedangkan yang satu lagi berkata, ‘Ya Allah, musnahkanlah harta orang yang menahan hartanya tak mau bersedekah'.” (HR Al-Bukhari)
            Sungguh, sedekah merupakan perdagangan yang menguntungkan!
(Sumber: Al-Infak fi Sabilillah, Dr. Raghib As-Sirjani, dengan perubahan).

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar