widgets

Rabu, 19 Januari 2011

MEMBONGKAR CAMPUR TANGAN JIN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Satu dari enam pilar keyakinan hidup seorang mukmin adalah mengimani hal ghoib, seperti percaya adanya para malaikat dan tugas-tugasnya, adanya siksa kubur, surga dan neraka, juga percaya adanya makluk yang bernama jin.

Jin merupakan mahluk Allah yang ghoib bagi manusia, dimana manusia tidak mampu menggunakan indranya untuk mengetahui keadaan mereka setiap saat dan dalam bentuk aslinya. Maka pembicaraan soal jin dan seluk-beluknya menjadi misteri tersendiri. 7: 27

Ada yang mempercayai bahwa jin mampu melakukan hal-hal luar biasa, seperti mampu menembus ruang dan waktu, mengetahui hal-hal yang akan terjadi, bisa mewujudkan keinginan manusia apa saja dsb. Terkesan Jin lebih pandai, lebih mulia, lebih “sakti” daripada manusia. Hingga ada yang merasa mulia dan berbangga diri bila dapat bersekutu dengan mereka. Benarkah kepercayaan macam ini….?!

Keyakinan demikian kebanyakan bersumber dari para praktisi supranatural, seperti mereka yang degelari dukun, para-normal, orang linuwih, orang pintar, bahkan sebutan tertentu yang membawa-bawa simbol agama Islam.
Sudah banyak korban karena menelan mentah-mentah segala ucapan mereka, padahal informasi dari mereka tidak bisa dipertanggung-jawabkan.

Ketika Rasulullah saw ditanya seorang sahabat tentang jati diri Al Kaahin (dukun/paranorman), beliau menjawa: “Al kaahinu laa syai’” artinya: dukun/paranormal itu bukan apa-apa”. Mereka bukan kekasih Allah, tidak memiliki keistimewaan apa-apa.

Segala informasi mengenai hal yang ghoib, bagi seorang yang bertaqwa kepada Allah dan hari akhirat hanyalah  “Wahyu Allah” baik al Qur’an atau Hadits. Inilah sumber yang legal, valid, tuntas dan dapat dipertanggung-jawabkan dihadapan siapapun. Al An’am: 59

Rasulullah saw menjelaskan tentang kehidupan jin, bahwa mereka beranak-pinak, menempati ruang -ruang di muka bumi, beterbangan di udara, menyelam dalam air, ada yang lahir juga ada yang mati, ada yang lemah juga ada yang kuat, ada yang sholeh ada juga yang jahat. Layaknya manusia. Bahkan Allah mewajibkan mereka beribadah sebagaimana kita beribadah.
 “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”.

Manusia Mahluk Termulia

Kisah nyata tentang raja Sulaiman as dapat dibaca dalam al qur’an surat :Shaad: 35-38.
Nabi Sulaiman memiliki kerajaan luar biasa, selain kemegahan kerajaannya, kearifan dan kemampuannya dapat berbicara dengan binatang, beliau juga memiliki pasukan dari bangsa manusia juga bangsa jin. Kisah tersebut menunjukkan bahwa manusia jauh lebih tinggi dan mulia derajatnya dibanding para jin.

Ada hamba Allah yang sholeh, beliau punggawa kerajaan Sulaiman as yang mampu memindahkan singgasana ratu balqis di Yaman ke Palestina (tempat kerajaan Sulaiman) dalam sekejap mata, jauh lebih hebat daripada kemampuan Jin Ifrit yang juga menawarkan diri untuk pekerjaan itu. Baca al Qur’an surat…27:39

Manusialah yang diamanahi Allah menjadi Kholifah-Nya di muka bumi, dan bukan pada bangsa jin. Ini juga semakin memperkuat keyakinan kita bahwa manusia sebenarnya memiliki keistimewaan, kelebihan dan kemulian di banding mahluk lainnya.
Baca: Al Isro’:70  dan At Tiin: 5

Pantaskah mahluk mulia ini merendahkan diri, menghamba, memohon penuh hina kepada para syetan…? Bukankah ia sedang mencampakkan diri ke jurang kehinaan…? At Tiin: 6

Apa yang dimiliki nabi Sulaiman as adalah mukjizat, yang Allah berikan hanya kepada para nabi dan rasul utusanNya. Hal seperti ini tidak bisa dipelajari atau diwariskan (dititiskan) pada siapapun.
Maka bagaimana mungkin kita percaya pada seseorang yang mengaku “wali Allah”, dukun linuwih atau siapapun ia menggelari dirinya, bahwa dia bisa seperti nabi Sulaiman as…?.
Yaitu menjadikan para jin sebagi khodamnya, perewangan atau sedulur papat limo pancer. Dimana para syetan dapat membantunya mewujudkan segala yang diinginkan.
Apa yang terjadi di masyarakat hal ini nyata adanya, apalagi propaganda media (TV, Radio, Majalah, tabloid dsb) memaksa kita untuk mempercayainya.

Mungkinkah Allah memberikan suatu kemulian kepada hamba-hamba pilihan seperti para nabi dan rasul, sebagaimana kepada para hambaNya yang durhaka seperti para dukun, yang tidak sekalipun menempelkan jidatnya sudut menghadapNya…?!

Apalagi mereka mendapatkan kehebatan atau kesaktian tersebut dengan “nglakoni” atau melakukan hal-hal yang menyimpang dari ajaran Allah, seperti: sholat tanpa wudhu’, sholat sambil merokok, solat membelakangi kiblat, sholat 2 rakat usai sholat Ashar, puasa patigeni, ngebleng, wirid-wirid bid’ah (tidak ada tuntunan dari Rasululullah saw), mereka sebut sebagai aliran putih. Atau juga yang aliran hitam, caranya antara lain: zina dengan ibu kandungnya sendiri, atau anak kandung, makan atau minum darah, menginjak al qur’an, lesbi atau homo dsb.

Nabi Sulaiman as memerintah mereka, artinya mereka harus tunduk dan patuh pada Sulaiman as tanpa syarat. Sedangkan manusia-manusia sakti itu bukan memerintah syetan tapi mohon bantuan atau perlindungan. Untuk hal tersebut syetan minta syarat-syaratnya, bila syaratnya dipenuhi maka bantuan diberikan. Syetan tidak minta syarat kecuali suatu kemaksiatan kepada Allah. Seperti hal-hal tersebut di atas.

BAGAIMANA DENGAN “JIN MUSLIM”

Bila berteman atau bersekutu dengan syetan bisa menyesatkan, mungkinkah seseorang bersahabat dan minta sokongan dari “jin Muslim”..?.walaupun jin tersebut minta syarat, tapi syaratnya mungkin tidak menyimpang dari syari’at, karena dia jin muslim. Benarkah…?.
Perlu kita renungkan kembali masalah ini, karena seorang manusia yang mengaku muslim kadang masih suka menyimpang, apalagi “pengakuan Jin” yang mengaku dirinya muslim, sangatlah sulit membuktikan komitmennya terhadap Islam. Walaupun dia datang dengan mengucap salam misalnya, mewujudkan diri bagai seorang sufi, atau berjubah dengan wajah orang Arab sekalipun.
Rasulullah saw memperingatkan ummatnya bahwa jin adalah mahluk Allah yang banyak tipu muslihatnya alias mahir berbohong.

SYETAN MUSUH NYATA BAGI MANUSIA

Kecilnya suatu kuman dapat dideteksi dengan alat pembesar, sementara Jin tidak dapat dideteksi dengan alat yang sama apalagi dengan mata telanjang kita. Ini terjadi semata-mata keterbatasan kemampuan indra manusia. Yang tidak terlihat mata belum tentu tidak ada, yang tidak dapat dirasa belum tentu tidak nyata.

Dengan terang dan gamblang Allah mengungkap mahlukNya yang satu ini dalam firman-firmanNya. Tidak kurang dari 16 ayat dalam al qur’an menyebutkan keberadaan Jin dan permusuhan mereka terhadap anak Adam, dimana 9 ayat  dengan redaksi “ ‘aduwwun mubiin” (musuh yang nyata bagi manusia).
Sungguh aneh bila masih ada seorang muslim yang justru menjadikan mereka sebagai teman hidup dan penyokongnya. Ayat: Fathir: 6

TANDA-TANDA GANGGUAN JIN
Betapapun tersembunyinya Jin ini dari pengawasan indra manusia, keberadaannya di tubuh atau di sekitar manusia dapat dikesan tanda-tandanya.

PSIKIS (KEJIWAAN)

1.    malas beribadah terutama sholat
2.    hilangnya gairah hidup dan mudah putus asa
3.    merasa nyaman dalam kedegilan, kesemrawutan, kegelapan.
4.    ragu-ragu dalam segala hal
5.    muncul sifat lupa berlebihan secara tiba-tiba
6.    rasa merinding, dingin, panas, atau rasa aneh tiba-tiba
7.    tidak nyaman bila membaca atau mendengar al qur’an atau adzan
8.    emosi tidak terkendali
9.    buruk sangka membabi buta, juga merasa diawasi atau merasa diperbincangkan oleh orang disekitarnya
10.    merasa ada bisikan di hati seperti suara sendiri atau nyata di telinga
11.    linglung
12.    cenderung bermaksiat, mencelakai diri atau orang lain.
13.    rasa sumpek, bingung, terasing
14.    dll

WAKTU TIDUR

1.    banyak tidur, muncul rasa kantuk tak tertahankan pada jam tertentu.
2.    insomnia (sulit tidur)
3.    mimpi-mimpi buruk, menakutkan, menjijikkan
4.    ketika hampir tertidur, merasa seakan jatuh
5.    sering mengigau
6.    dll


FISIK

1.    sesak, sakit  atau berat di dada atau di bagian lainnya
2.    panas di bagian tertentu atau berpindah-pindah
3.    cepat lapar, bila makan sulit kenyang
4.    lemas tiba-tiba, bahkan bisa pingsan
5.    terucap kata-kata diluar kendali diri
6.    munculnya getaran atau gerakan-gerakan di tubuh
7.    bahu, kepala atau pinggang terasa ditusuk-tusuk benda tajam
8.    kulit terasa tebal (sebah, java)
9.    kesurupan (tersumbatnya syaraf)
10.    bisa melihat mahluk atau benda ghoib (indra ke-enam)
11.    sakit tidak sembuh-sembuh, terlebih bila sakitnya tidak dapat terdeteksi medis.
12.    dll

KEHIDUPAN

1.    merasa terhalang jodohnya
2.    turunnya prestasi belajar, usaha, karir secara tiba-tiba dan serius
3.    perubahan sikap ke arah negatif tiba-tiba dan drastis
4.    malas berlebihan bila di tempat kerja atau usaha
5.    benci bila berdekatan, merasa sayang dan rindu bila berpisah dengan pasangannya.
6.    dll

TEMPAT TINGGAL

1.    sering terlihat kelebat bayang-bayang
2.    terdengar suara tangis, tawa, dengkuran, tapak kaki berjalan
3.    penampakan
4.    kehilangan harta benda
5.    berpindahnya orang tidur atau barang-barang dari tempatnya
6.    ada bercak darak di lantai atau di dinding
7.    bau kotoran manusia atau bau busuk seperti kain basah
8.    muncul bau harum saat tertentu
9.    banyak tikus secara tiba-tiba dan pergi tiba-tiba
10.    terdengar dinding dipukul-pukul
11.    dll


PERBEDAAN ANTARA MU’JIZAT, KAROMAH DAN SIHIR

Suatu kejadian yang luar biasa bisa saja terjadi pada siapapun, lantas bagaimana kita membedekan bahwa hal tersebut dari Allah atau dari tipu daya syetan. Seperti : bisa terbang, menyelam berjam-jam, pindah tempat dengan cepat, malih rupa, kebal, pukulan ajian, kemampuan meramal. Kemampuan menyembuhkan dsb.
Mu’jizat diberikan hanya kepada para nabi dan rasul, seperti terbelahnya laut merah dengan tongkat nabi Musa as. Karomah diberikan pada Auliya’uLLAH (wali Allah), seperti munculnya buah-buahan di mihrab Maryam. Sihir kepada wali syetan (pengikut syetan), seperti ilmu-ilmu kanoragan, ramalan dsb.

1.    Karomah dari Allah dan sihir dari syetan
2.    Karomah dengan menjalani keta’atan kepada Allah dan RasulNya, sihir sebaliknya
3.    Karomah dianugerahkan kepada orang-orang mukmin sejati, sihir kepada siapapun, bahkan non muslim
4.    Karomah tidak bisa dipelajari, tidak bisa diwariskan (dititiskan), tidak bisa ditranfer, sihir bisa.
5.    Kemunculan karomah atas kehendak Allah semata, sihir muncul sewaktu diinginkan oleh pemiliknya.
6.    Karomah tidak bisa dipamer-pamerkan, sihir justru mendorong untuk kesombongan dan dipamerkan.
7.    Karomah muncul tanpa syarat kecuali ketaatan murni pada Allah, sedang sihir harus dengan syarat-syarat dan pantangan-pantangan tertentu yang jauh dari tuntunan Islam.


MEMANGGIL ARWAH, mungkinkah…?.

Mungkinkah arwah orang yang telah meninggal dunia bisa dipanggil…? Atau bisa datang menjumpai keluarganya yang masih hidup…?.

Dalam ajaran Islam telah jelas bahwa, bila seorang meninggal dunia, rohnya akan meninggalkan jasadnya dan pindah ke alam Barzah hingga hari kiamat tiba. Jadi tidak mungkin arwah bisa dipanggil atau dihadirkan ke alam dunia nyata ini, seperti pengakuan “orang-orang pintar”.
Sebagaimana bayi yang lahir dan hidup di alam dunia, tidak mungkin dapat kembali ke alam rahim lagi.

Lantas siapa yang muncul dalam pemanggilan arwah, dan persis seperti wajah orang yang dipanggil…?. Dia adalah jin yang hidup di sekitar orang tersebut sewaktu hidupnya. Maka biasanya muncul dengan cepat lalu menghilang, dengan tersenyum atau isyarat tertentu saja. Lalu ditafsirkan macam-macam oleh yang melihatnya.

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar