Terdapat pula riwayat yang menunjukkan bahwa doa di penghujung shalat-shalat maktubah (wajib) secara umum, didalamnya lebih didengar dari yang lainnya, yaitu apa yang diriwayatkan dari hadits Abi Umamah berkata : “Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam ditanya; wahai Rasulullah, doa apakah yang paling di dengar? Beliau berkata: "Doa di tengah malam terakhir, serta setelah shalat-shalat wajib."
Al Ghazali menukil dari Mujahid berkata,”Sesungguhnya shalat-shalat itu telah dijadikan di waktu-waktu terbaik maka hendaklah kalian berdoa setelah shalat-shalat itu.”
Diriwayatkan dari al ‘Irbadh bin Sariyah (marfu’) : “Barangsiapa melaksanakan shalat wajib maka baginya doa yang dikabulkan dan barangsiapa khatam al Qur’an maka baginya doa yang dikabulkan.” (al Mausu’ah juz II hal 14655)
Hendaklah doa-doa setelah shalat fardhu dilakukan sendiri-sendiri meskipun perkara ini sendiri masih diperselisihkan para ulama dikarenakan adanya perbedaan mereka tentang makna "dubur" dari shalat, sebagaimana terdapat didalam riwayat Ahmad dan an Nasai bahwa Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam bersabda kepada Muadz bin Jabal,”Janganlah kamu melupakan untuk mengucapkan di "dubur" setiap shalat : "ALLAAHUMMA A'INNII 'ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI 'IBAADATIK" (Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir dan bersyukur kepadaMu serta beribadah kepadaMu dengan baik.).” (HR. Ahmad, Abu Daud dan an Nasai)
Adapun berdoa setelah shalat fardhu secara berjamaah dengan dipimpin imam atau seorang dari jamaah kemudian diaminkan oleh jamaah lainnya adalah perkara yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya.
Wallahu A’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar